widgeo.net

Laman

Jumat, 27 Februari 2015

tragedi penerbangan 574

tragedi ini adalah penerbangan domestik pesawat boeing 737-400 dari surabaya ke manado pesawat berangkat dari juanda surabaya dan saat di laut majene pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol atc makasar.
bermula dari bandar udara soekarno hatta jakarta,pesawat itu di carter oleh maskapai adam air dengan tujuan jakarta ke manado transit di surabaya

pesawat yang dicarter adam air dengan monor penerbangan KI574

pesawat ini membawa 96 penumpang dan 6 awak

tragedi sibolangit GA 152

Makam bagi korban kecelakaan pesawat Garuda GA-152 di Polonia, Medan
Garuda Indonesia Penerbangan 152
Ringkasan peristiwa
Tanggal26 September 1997
RingkasanMenabrak gunung (disebabkan kesalahanATC), Cuaca Kurang Baik disertakan Awan Tebal
LokasiDesa Buah Nabar,Sumatera UtaraIndonesia
Penumpang222
Awak12
Korban tewas234 (semua)
Selamat0
Jenis pesawatAirbus A300-B4
OperatorGaruda Indonesia
RegistrasiPK-GAI
Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 adalah sebuah pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit,Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia (sekitar 32 km dari Bandara Polonia dan 45 km dari kota Medan) saat hendak mendarat di Bandara Polonia pada tangal 26 September 1997. Kecelakaan ini menewaskan seluruh orang di dalamnya yang berjumlah 234 orang (222 penumpang dan 12 awak) dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah Indonesia. Kecelakaan ini berjenis CFIT (Controlled flight into terrain; bahasa Indonesia: Penerbangan Terkendali Menuju Daratan) dimana sebuah pesawat yang laik terbang dan memiliki kru yang terlatih tanpa sengaja jatuh ke tanah, pegunungan, atau perairan). Pilot umumnya tidak menyadari bahaya di depan hingga semuanya terlambat.
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Medan dan telah bersiap untuk mendarat. Menara pengawas Bandara Polonia kehilangan hubungan dengan pesawat sekitar pukul 13.30 WIB. Saat terjadinya peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap tebal dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot sangat terbatas dan hanya mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia, namun kesalahmengertian komunikasi antara menara kontrol dengan pilot menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung. Pesawat tersebut meledak dan terbakar, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.
Dari seluruh korban tewas, ada 44 mayat korban yang tidak bisa dikenali yang selanjutnya dimakamkan di Monumen Membramo, Medan. Di antara korban jiwa, selain warga Indonesia, tercatat pula penumpang berkewarganegaraan Amerika SerikatBelanda danJepang.